PENGAWASAN
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian
atau Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable ( manusia, peralatan,
mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya
dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa
disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz
(1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which
manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Dengan
demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan
memiliki lima tahapan, yaitu :
(a) penetapan
standar pelaksanaan
(b) penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan;
(c)pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata;
(d)pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar
dan penganalisaan penyimpangan-Penyimpangan.
(e)
pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi
manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen.
Fungsi Pengawasan:
Yaitu suatu proses untuk
menetapkan pekerjaan yang sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar
pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
TAHAPAN-TAHAPAN PROSES
PENGAWASAN
1. Tahap Penetapan Standar Tujuannya
adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang
umum, yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran
Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan
Kegiatan
Beberapa proses yang
berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l laporan, metode,
pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan
Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan Digunakan untuk mengetahui
penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi
demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan
Koreksi Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu
ada perbaikan dalam pelaksanaan.
BENTUK-BENTUK PENGAWASAN
1.
Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering
controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan
koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan
efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu
tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2.
Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus
memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin
ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3.
Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action
controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna
mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan
standar.
METODE-METODE PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian;
pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif
a.
Pengawasan Non-kuantitatif
b.
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka
dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan.
Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:
1) Pengamatan (pengendalian
dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau
produk yang dapat diobservasi.
2) Inspeksi teratur dan
langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan
mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
3) Laporan lisan dan tertulis,
Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yg dibutuhkan dengan cepat
disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.
4) Evaluasi pelaksanaan.
4) Evaluasi pelaksanaan.
5) Diskusi antara manajer dengan
bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat
pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan
dipecahkan bersama.
6) Management by Exception
(MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang signifikan antara rencana
dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip
tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara
manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin
b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif
melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat
dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
1) Anggaran - anggaran operasi,
anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas - anggaran
khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting
( ZBB ), dan human resource accounting ( HRA )
2) Audit- Internal Audit Tujuan
: membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka
dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai
kegiatan mereka.
Sumber : http://wahyu410.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar